Selasa, 28 April 2015

Kesederhaan vs Jlimet

Kesederhaan vs Jlimet
kesederhaan-vs-jlimet


Pada saat mengisi training komputer untuk aplikasi administrasi dan  bisnis, ada salah seorang peserta yang bertanya “ Mengapa menggunakan rumus yang panjang Pak, kan bisa langsung di-entry manual?”.

Sejenak saya terdiam, bagaimana nih ? J

Memikirkan cara memberikan penjelasan yang sederhana. Kata pujangga, kesederhaan adalah puncak dari pengetahuan. Contohnya, search engine penampilan dan cara untuk menggunakannya sangat sederhana. Dan manfaatnya, tidak usah disangsikan lagi. Dan sesuatu yang sederhana itu kita mengetahui bahwa di ‘dalam’nya berisi algoritma-algoritma rumit yang tidak semua orang tahu.

Balik ke pertanyaan di atas, saya coba memancing logika penanya dengan memberikan pertanyaan “ latihan yang baru saja Anda kerjakan kan terdiri dari beberapa data saja, lalu bagaimana kalau data-nya banyak atau banyak sekali? Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk meng-entry data tersebut?

Melalui pertanyaan yang sederhana itu, dengan mudah penanya memahami atau tepatnya menyadari akan pentingnya fungsi dari formula-formula yang ‘panjang-panjang’ itu. Walaupun bagi yang sudah terbiasa dengan penulisan program, itu belum ada apa-apanya.

Dari hal yang sederhana itu, intinya adalah bagaimana cara menyederhanakan sesuatu agar menjadi lebih baik.   


Bila Anda ingin mengasah kreativitas, baca artikel berikut : Be Creative! atau Cara Membangun Kreativitas.

***

Rabu, 22 April 2015

Sekali lagi “ komplain pelanggan”!

komplain pelanggan


Apapun bisnisnya, komplain dari  pelanggan selalu ada.  Dan membahas persoalan itu tak akan ada habisnya. Dari satu komplain ke komplain berikutnya akan memunculkan perbaikan. Itulah baiknya komplain.

Suatu ketika ada seorang pebisnis baru di bidang kuliner, setelah pesanan dikirim melalui perusahaan ekspedisi, dengan penuh harap kirimannya akan berjalan dengan sukses, sehingga pembayaranya pun akan sukses.

Tapi apa yang terjadi?….

Bukannya pujian yang datang, tapi komplain dari pembeli yang ‘nampaknya’ tidak puas dengan barang yang dipesan.

“ packing-nya rusak!” begitu kira-kira kalimat yang keluar dari lisan pembeli.

Sang pebisnis baru dengan berusaha tetap tenang menanggapi komplain itu dengan mengatakan

 “ bila Ibu tidak berkenan dengan barang yang dibeli, saya akan mengganti uang Ibu 100%”

Dari seberang sana terdengan kalimat yang lebih sopan

“ tidak usah diganti Pak, cuma lain kali packing-nya diperbaiki ya”

Ploooongggg, seakan-akan ada ikatan yang terlepas…. Begitu di rasakan pebisnis baru itu.

Pesan dari pembeli untuk memperbaiki packing product-nya adalah  sebuah ‘perbaikan’.

Jadi, tidak usah galau bila ada komplain dari pelanggan, hadapi saja dengan santai, tenang, lalu lakukan perbaikan!

***

Kamis, 16 April 2015

Customer Experience!

Customer Experience
Customer Experience


Satu lagi komen dari pembeli....

Ada yang mau mengikutiya? dijamin tidak mengecewakan :)

Bila Anda menginginkan salah satu produk kami silahkan hubungi kami.

Salam